Nurcahyani (2013) mengemukakan pola asuh yang diterapkan orangtua ada 2 jenis, yaitu; pola asuh demokratis dan pola asuh otoriter. Orangtua menerapkan pola asuh yang berbeda-beda dikarenakan orangtua mereka mempunyai pandangan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Orangtua mereka menginginkan anaknya setipe dengan orangtuanya.
Dalam observasi yang peneliti lakukan di k eluarga Sarifudin, contoh keadaan . Hasil penelitian diperoleh bahwa pola asuh demokratis orang tua pada kategori sedang (58%) dan kemampuan
3. Indikator Pola Asuh Demokratis (Otoritatif) Pola asuh otoritatif ini menerapkan prinsip โdemokrasiโ kepada anak. Anak diperbolehkan untuk mengutarakan pendapatnya. Akibatnya anak lebih disiplin, bisa memecahkan masalah, kritis, dan memiliki kontrol atas dirinya sendiri. Inilah indikator-indikator dari pola asuh otoritatif:
Pola asuh otoriter #1: Menuntut. Salah satu ciri khas pola asuh orangtua yang cenderung keras yaitu menerapkan banyak sekali peraturan dengan standar yang juga tinggi. Aturan ini dibuat dengan tujuan mengontrol apa yang dilakukan anak. Anak wajib mengikuti semua peraturan ini tanpa terkecuali. Jika anak suatu hari tidak mematuhi aturan tersebut
karakter anak adalah memberi contoh dan dukungan . yang baik kepada anak. Bentuk Pola Asuh Demokratis Dalam Kedisiplinan Siswa SD. Jurnal Pendidikan: Teori. Jan 2016; 668-672;
Pola asuh orang tua seperti ini menjadi semakin mendesak terutama di era digital saat ini. Pola asuh yang efektif di era digital adalah pola asuh authoritative dan demokratis. Kedua pola asuh ini tidak mensteril anak dari pengaruh era digital, tetapi berupaya menguatkan anak agar bersikap kritis terhadap pengaruh-pengaruh positif dan negatif
b1D2. acyo5j6ry9.pages.dev/511acyo5j6ry9.pages.dev/313acyo5j6ry9.pages.dev/249acyo5j6ry9.pages.dev/297acyo5j6ry9.pages.dev/567acyo5j6ry9.pages.dev/294acyo5j6ry9.pages.dev/139acyo5j6ry9.pages.dev/42
contoh pola asuh demokratis